4.17.2010

Fahmi dan keluarga

Ramadhan adalah bulan yang sangat indah. Pasar serta pusat perbelanjaan menjadi ramai dengan kedatangan bulan Ramadhan. Bahkan spanduk – spanduk berjejer dijalan – jalan menyambut datangnya bulan Ramadhan. Suasana kota Palu yang tadinya membosankan, panas menjadi lebih hidup.
Lantunan ayat – ayat suci Al-Qur’an yang terdengar dari masjid – masjid memberi kedamaian sembari menunggu datangnya bedug magrib yang berarti tanda waktunya berbuka.
Sore itu Fahmi duduk termenung seorang diri diteras rumahnya. Mengingat saat – saat dimana dia bersama dengan keluarga di Jawa. “Klo di Jawa aku sekarang sedang bantu – bantu Bapak menyusun batik – batik yang dibawa oleh para penjahit”Ucap Fahmi dalam lamunannya. Sudah kedua kalinya Fahmi harus melewati bulan puasa jauh dari orang tuanya. Kedekatannya terhadap kedua orang tuanya membuatnya susah dalam melupakannya ketika harus jauh. Kerinduannya sering muncul ketika Fahmi melihat keluarga Andi. Ketika melihat mereka Fahmi selalu mengingat kasih sayang dari orang tuanya yang diberikan padanya. Saat di bangku SMP Fahmi pernah berkata pada orang tuanya untuk selalu disamping mereka. Karena dari Sembilan bersaudara hanya Fahmi dan Dhohir yang juga kakak Fahmi yang masih tertinggal di Jawa. Dan yang lain sudah menghilang mengurus keluarganya masing – masing.
Akan tetapi kenyataan berkata lain, selesainya menamatkan sekolah menengahnya Fahmi dituntun untuk bisa menuntut ilmu agama di PONPES BoeDoet Solo. Delapan bulan di Solo Fahmi mencoba peruntungan memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan mengikuti SMPTN di Universitas Sebelas Maret. Keinginannya untuk bisa kuliah sangat menggebu – gebu. Akan tetapi apa dikata mata pelajaran yang didapatnya waktu di SMK tidak mendukung untuk bisa menjawab semua soal – soal yang diujikan.
“Yah..Insya Allah ada rencana lain dibalik semua ini”Ucap Fahmi mencoba menghibur.
Dan Fahmipun memutuskan untuk pergi mengikuti jejak saudaranya dengan merantau ke Palu. Walau dengan perasaan menyesal,kedua orang tua Fahmipun mengijinkan. Drama tangisanpun tidak muncul ketika perpisahan Fahmi dengan kedua orang tuanya. Memang menyedihkan akan tetapi Bagi Fahmi semuanya gak selalu harus menangis. Fahmi mencoba menghibur kedua orang tuanya dengan lelucon – lelucon ringan. Yah mungkin hanya Fahmi yang selalu bisa mengisi kegundahan kedua orangtuanya ketika susah atau gundah. Dan tetangga – tetangga Fahmi menganggap bahwa keluarga Fahmi adalah keluarga yang selalu bahagia. Bagi Fahmi menerima segala yang ada adalah kunci kesuksesan.
***

0 komentar:

Post a Comment

 
Free Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Website templateswww.seodesign.usFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver